Sejarah

Pesantren Nurul Iman Ujung Tanjung merupakan salah satu pondok pesantren yang terletak di desa Ujung Tanjung Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan yang didirikan pada tahun1960 oleh 2 orang  tokoh, yaitu Rahmat Jekalam dan K.H. Balian .
Menurut K.H. Balian selaku pimpinan Pondok pesantren menjelaskan, “pada waktu proses belajar mengajar hanya selaku dirumah K.H. Balian dengan jumlah murid 6 orang. Proses belajar mengajar ini terus bejalan hingga lebih kurang 10 tahun lamanya. Setelah ke-6 murid tersebut tamat, maka murid itu terus berdatangan untuk berguru dan belajar kepada saya,”  ini suatu bukti bahwa sangat antusiasnya masyarakat dalam pendidikan agama Islam.semangat ini berlanjut hingga sekarang.
 Pendirian pondok pesantren ini dilatarbelakangi oleh tekad dan niat yang tulus dari para pendiri yang menginginkan kualitas pendidikan Islam semakin maju dan mampu memberikan pendidikan dan bimbingan kepada santri agar menjadi manusia yang berilmu, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia untuk menjadi penerus perjuangan, agama Islam dimuka bumi, selain itu juga agar mereka mampu menjadi figur yang secara kapasitas memiliki intelektual yang tinggi dan integritas moral yang kokoh serta etos kerja dan loyalitas yang tangguh demi syi’ar Islam dan kemajuan umat dan bangsa.
Semangat ingin menegakkan agama Allah inilah kedua tokoh pendiri pondok pesantren bahu-membahu dalam membangunnya. Mulai dari menghibahkan sebidang tanah sampai membangun gedung Madrasah, semuanya dilakukan dengan swadaya serta bantuan masyarakat sekitar. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh K.H. Balian sebagai berikut:“Pembangunan pondok pesantren ini sangatlah sulit karena pada tahun 1960 saya belum punya modal untuk membangun pondok pesantren ini, namun atas berkat bantuan dari berbagai pihak pesantren ini mulai dibangun menjadi madrasah yang masih terbuat dari kayu dan terbilang cukup sederhana. dengan demikian para santri tidak lagi belajar dirumah saya”.
            Pernyataan diatas telah tergambar secara luas, bahwa betapa sulitnya menyebarkan ajaran agama Islam ini karena membutuhkan banyak sekali modal baik itu modal ilmu, pikiran, uang, waktu dan tenaga. Walaupun demikian semangat dan ingin mendapat keridohan Allah terus menggebu-gebu dan itu terus ada hingga K.H. Balian memasuki usia lanjut.
 Disamping latar belakang diatas tentang bagaimana pondok pesantren Nurul Iman berdiri, ada sesuatu yang tidak kalah lebih penting lagiyaitu masalah nama “Nurul Iman”. Menurut penuturan K.H Balian kepada penulis sebagai berikut: Nama “Nurul Iman” bermula ketika saya menerima murid di pondok pesantren Ketika itu murid yang masuk hanya ada 6 orang. Setelah lebih kurang sepuluh tahun lamanya, saya mulai berfikir ingin memberikan nama pondok pesantren ini. Lalu saya berfikir untuk mencarikan sebuah nama, namun itu Belum juga belum juga belum juga saya dapatkan. Kemudian saya memohon Petunjuk kepada Allah SWT supaya saya bisa memberikan sebuah nama yang tepat untuk pesantren ini. Lalu pada suatu hari saya mendapatkan sebuah petunjuk yaitu murid saya sendiri. Lebih kurang sepuluh tahun saya mendirikan pondok pesantren ini, murid saya enam orang ini belum pernah bertambah maupun berkurang sedikitpun. Kemudian saya mendapatkan inpirasi bahwa rukun iman itu ada enam maka saya ambil nama “Iman”. Lalu kemudian saya sempurnakan menjadi “Nurul Iman”. Bagi K.H. Balian ini merupakan suatu pengalaman yang unik, karena untukmencarikan sebuah nama harus membutuhkan waktu yang lama. Namun hal ini tentu menjadi sebuah perjalanan bagi kita semua. Bagaimana seorang kiyai dengan gigihnya ingin menyebarkan ilmu pengetahuan Islam ditengah masyarakat yang saat itu membutuhkan bimbingan agama.
            Pada tahun tersebut, menurut K.H. Balian bahwa desa ujung Tanjung terjadi suatu gerakan yang biasa disebut penduduk setempat dengan “Gerombolan” yaitu sejenis geng yang bermarkas didalam hutan dan sering buat onar  serta merampok. Mereka sering melarang penduduk setempat untuk belajar ilmu agama. Hal ini tentu menjadi tantangan yang sangat berat dan sulit pada masa itu.
            Seiring dengan waktu dan kemajuan bidang pendidikan pondok pesantren Nurul Iman pada tahun 1997mendirikan Madrasah Tsanawiyah  yaitu MTs Nurul Iman sekarang ini. Lokasi penelitian ini adalah MTS Nurul Iman  Ujung Tanjung  dengan pertimbangan bahwa penelitian tindakan kelas ini harus dilakukan  di kelas dan sekolah dimana guru yang melakukan penelitian melaksanakan tugas . Kondisi MTS Nurul Iman ujung Tanjung saat ini memiliki lokal yang layak  hanya 6 lokal dan 1 kantor semua gendung sudah permanen dengan kondisi baik. Siswa/i berasal dari berbagai desa  yang ada dikabupaten banyuasin dan sebagian siswa berasal dari kota Sebagian besar penduduk  desa bermata pencarian petani karet dan sawit  yang hampir 80 % sedangkan pegawai hanya 5% dan 15% berprofes nelayan. Secara geografis  dapat dikemukakan bahwa posisi  letak dan batas wilayah MTS Nurul Iman Ujung Tanjung Kabupaten Banyuasin III . Adalah sebagai berikut  :
• Sebelah Utara :  kebun Karet warga
• Sebelah Timur :  Kebun karet warga
• Sebelah Selatan :  Kebun Karet warga
• Sebelah Barat :  sungai dan permukiman penduduk



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Struktur